Sabtu, 22 Desember 2018

Pandji Pragiwaksono World Tour Yogyakarta Review (SPOILER ALERT)

2 Desember yang lalu, saya berkesempatan untuk menonton Stand Up World tour nya Pandji yang, ke...? Berapa ya? 3 sih kayaknya, MB (Mesakke Bangsaku), JB (Juru Bicara), Pandji Pragiwaksono. Dan specialnya yang ke 5. Ditambah BTT (Bhineka Tunggal Tawa) sama MDB (Merdeka Dalam Bercanda). Saya pernah nonton JB sama Pandji Pragiwaksono. Dua-duanya di Jogja.

Okey, by the time saya nulis ini, sekarang pukul 02.13 dini hari tanggal 23 Desember, jadi ya sudah lumayan lupa soal bit-bit yang dibawakan. Oya!! Sebelumnya, saya ingatkan, buat yang belum nonton, SPOILER ALERT. Nonton film di spoilerin sebenernya gapapa. Nonton Stand Up di spoilerin lebih parah sih, karena unsur kejutan itu salah satu kunci ketawa penonton. Kalo nggak terkejut sama punchline nya, yah, susah deh ketawanya. Okey, anyway, Tournya bang Pandji juga tinggal 2 doang, Bali sama Jakarta, jadi buat yang beli tiket sebagian besar udah pada nonton semua ya. Okey, kebanyakn bacot, langsung saja cuss ke review. Ini yang di Jogja ya.


1. Durasi

Kalau kalian ngikutin yutub atau sosmednya bang pandji, yang membedakan antara kota satu dengan yang lain adalah.. gak ada. Yang beda materinya cuma Jakarta, katanya juga beda dikit. Tetapi.. kalau ngelihat Yutubnya Bang Pandji, kayaknya emang durasinya tiap kota kurang konsisten. Dan memang dimaklumi apalgi mungkin list premise nya banyak banget, ya ngapalinnya juga susah, dan harus adaptasi ke penonton. Kalau di Jogja sendiri, bang Pandji Stand Up sekitar 3 jam. Itu cukup lama lho haha. Tapi saya seneng sih, karena ya, karena nyaman aja nontonnya.

2. Venue

Secara Venue, jujur, ini kalah jauh sama jaman JB dulu. Waktu JB, tempatnya nyaman banget, sound, nyaman, tempat duduk nyaman, kayak bioskop tapi gedenya segede 5 studio. Tempat duduknya juga berundak gitu. Waktu JB, kalo yang di Jogja pasti tau nih, tempatnya di Aula Sanata Dharma. Kalo yang kemarin Pandji Pragiwaksono, itu di Convention Hall Sahid Hotel, yang di Jalan Seturan. Ya keliatan lebih mewah sih, tapi jujur, kesannya kayak seminar, dan soundnya, haduh, parah. Padahal saya dapet tiketnya yang GOLD. Tapi saya tetep ketawa kok.

3. Materi

Jujur saya udah lupa cukup banyak materi-materi apa aja yang dibawain bang Pandji. Tapi, dibandingin JB, yang ini Jauh, Jauh, Jauh lebih enteng haha. Maksudnya, keliatan banget yang ini tuh, lebih friendly buat otak ya, juga tentunya buat bang Pandji sendiri haha. Karena waktu JB tuh keknya ngomongin Ganja, ngomongin 98, ngomongin sensor, ngomongin orang utan, yang notabene, kebanyakan orang, wawasannya ga sedalem itu. Sehingga, bang Pandji, harus ngejelasin dulu apa yang mau disampaikan. Kalau yang ini, keknya keresahannya bener-bener keresahannya bang Pandji, bener-bener sesuatu yang ada di sekitarnya bang Pandji. Yang paling nempel di otak saya adalah Tikus Anjing sama Pembandingan antara Playboy dan Pelaku Pelecehan Seksual, itu nempel terus, ga bisa lupa haha. Dan, seperti biasa, komedi nya bang Pandji itu, tidak absurd, tapi kadang ada unsur exaggerating-nya kayak bitnya Dipo. Bitnya Dipo intinya adalah menjelaskan perilaku Dipo yang aneh. Salah satunya waktu Dipo dibawa ke Yayasan kankernya bang Pandji. Disitu, Dipo waktu kenalan ke anak-anak yayasan kankernya, bilang : NAMAKU DIPO, AKU SEHAT. Disitu saya merasa ah masa sih kek gitu, terus reaksi setelah Dipo ngomong gitu, saya sih ga percaya juga, tapi ah ya saya ketawa juga, hebatnya bang Pandji. Tapi ya kalo dipikir2, tiap turnya bang Pandji ada materi Dipo, dan semuanya aneh-aneh. Jadi ya penonton kayaknya juga udah ga curiga lagi Dipo seaneh itu haha. 

Dan Riffingnya bang Pandji, gilak, kayaknya banyak banget haha. Dibandingin sama komik yang pernah saya tonton, Riffingnya bang Pandji waduh, banyak banget. Saya gainget mana aja. Tapi saya inget salah satunya yang ketika dilempar pertanyaan, terus pada hening, terus bang pandji ngomong apa gitu. Itu riffingnya ada juga di JB. Terus biasalah, riffing asal penonton. Yang menarik dari Riffingnya bang Pandji, kayaknya, emang udah diperkirakan jawabannya. Saya inget banget, kayaknya waktu itu bang Pandji menanggapi Riffing yang tidak sesuai dengan suara penonton. Saya cukup yakin waktu itu yang diomongin bang Pandji, penonton ga ada yang nyaut soal itu. Tapi ya, tetep aja, lucu.

Selain itu Bang Pandji cerita masa kecilnya, waktu orang tuanya belum menikah. Itu lucu sih, soalnya buat ngedeskripsikan ibunya yang thug life itu bang Pandji pakek lagu Thug Life yang biasa dipake di meme. Orisinal sih itu haha. bang Pandji juga cerita masa SMAnya di Gonzaga, bagaimana jadi minoritas dimana seharusnya dia mayoritas. Oya, dan ada bit soal Jogja di awal haha. Ketahuan banget bang Pandji risetnya cuma dari koran haha. Dari sekian banyak isu yang terjadi di Jogja, masa mbawain isu ada Superindo baru di Sleman.

Secara overal sih, saya merasa bang Pandji adalah wise man yang berstand up comedy haha. Karena ya entah kenapa yang dibawain itu akhirnya dibawa yang ke klise klise, kayak mayoritas minoritas, atau karena perceraian orang tuanya, bang pandji jadi sering berteman dengan dua kubu yang berseberangan. Lucu sih, ya kalo ga lucu sih aneh, tiketnya mahal. Tapi, kalau dengan pesona wise man, membawa materi yang ringan-ringan ya, ya jadinya juga ringan haha. Maksudnya ga ada opini yang nakal dari Pandji. Semua bit kayaknya cuma didukung oleh kemampuan story tellingnya yang luar biasa sih. Selebihnya, gak ada opini yang bikin 'oh iya ya'. Bang Pandji tu lebih ngasih wawasan baru dibanding memberi sudut pandang baru. Menurut saya pribadi lhoh ya. Dan itu emang dari dulu kayak gitu. 

KESIMPULAN

Bang Pandji adalah stand up comedian terlaris di Indonesia, tapi, dengan kelarisannya, harusnya bang Pandji bisa lebih nakal dan lebih dark. Tapi kalau memang bang Pandji seperti itu ya apa mau dikata. Mungkin kebanyakn gaul sama pak Anies ini haha. 

Secara Lucu, emang lucu banget, ya 10/10. Secara venue 4/10. Secara Materi 7/10. 

Tidak ada offense, tapi kalau bang Sammy Notaslimboy bikin acara di hari yang sama dengan bang Pandji, saya jelas akan pilih bang Sammy haha. Karena opininya yang nakal. 




Selasa, 06 November 2018

Alur bermain tinder yang tidak menyalahi norma-norma yang berlaku


Tips ini untuk jomblowan, kalau yang jomblowati mau baca tentu sangat dipersilahkan

Tinder sudah bukan nama yang asing lagi buat kita-kita pemuda yang sudah diusia matang. Ya, Tinder adalah social media yang dikhususkan untuk mencari orang yang mau sama kita.

Mungkin buat kalian yang sudah dari bawaannya gampang dapet pasangan, (tidak seperti kita-kita ini manusia haus kasih sayang), tidak mengerti bagaimana cara kerja Tinder. Cara kerja tinder sangat simple, kalian akan disodorkan foto foto secara sekuensial berdasarkan lokasi terdekat, kemudian jika anda sreg dengan orang tersebut berdasarkan fotonya, anda boleh swipe kanan, artinya yes. Kalau dirasa orang tersebut lebih mirip dengan mantan anda, anda boleh swipe kiri, artinya no. Lanjut terus sampai kalian tidak boleh swipe lagi.

Kalian akan dapat berkomunikasi jika dan hanya jika yang kalian swipe kanan, juga meng swipe kanan kalian. Yang terjadi namanya adalah match. Kalian bisa mulai berkontak dengan si doi setelah match.

Terdengar Simpel dan mudah ya? Asik, berarti kita bisa gampang dapet jodoh dong?

Sayangnya, tidak semudah itu. Mau sebaik apapun anda, segentleman apapun anda, seberprestasinya anda, jika foto yang anda pasang tidak lebih baik dari foto presiden dan wakil presiden kita, ya kalian akan tetap susah dapat pasangan.  Anda mau juara robotic di korea, atau menang lomba debat kusir coki muslim, kalau foto anda burem, ngga jelas, ramai-ramai, ya susah. Foto yang baik pada tinder itu ibarat kesehatan ekonomi dalam pemilihan umum presiden.  Kalau ekonomi bagus, rakyat mungkin akan coblos, kalau foto tinder bagus, mungkin doi akan swipe kanan.

Setelah match dengan si doi, bukan berarti kalian sudah selesai. Menurut pengamatan gembel saya, jumlah match perempuan jauh lebih banyak dari jumlah match laki-laki. Itu artinya, bukan hanya anda yang berjuang mengenal doi lebih dalam. Itu artinya, chat pertama adalah koentji! Ibarat foto tinder yang aduhai itu persyaratan administrasi, chat pertama itu seperti interview.  Chat anda harus unik, simple, dan bikin penasaran. Jangan mulai dengan kata-kata ‘hai’ atau ‘kuliah dimana’ karena itu basi. Coba dengan ‘saya adalah presiden Indonesia ke 9’ atau ‘Saya cinta Nahdatul Ulama’, mungkin itu akan berhasil menggaet hati si doi.

Lancar di chatting, anda harus langsung mengagendakan pertemuan dengan si doi. Ajak doi makan siang bareng, atau makan malam bareng. Jangan sarapan bareng karena kalau pagi hanya warung bubur dan nasi uduk yang buka, kecuali memang anda menganggap romantis adalah seperti itu. Jangan ajak nonton film juga, karena disamping mahal, anda juga tidak bisa mendalami kepribadian doi lebih dalam.

Hal yang perlu diingat, walaupun anda memilih doi pertama karena penampilan, ketika anda janjian dengan doi untuk ketemuan, jangan pernah bohong soal pakaian anda. Biasanya trik ini digunakan untuk melihat apakah doi sesuai dengan fotonya atau tidak. Jika kalian merasa di foto seperti Pevita tapi di asli seperti Paul Pogba, anda jangan pernah meninggalkan si doi di lokasi dengan membohongi doi. Karena belum tentu yang bohong itu hanya kita, betul?

Rabu, 29 Agustus 2018

Kenapa saya tetap menulis (full english)

I've started this blog around 4 years ago. Its been a while. I never thought it would be so hard to keep writing. Last year, i posted only 2 or 3 things. This year should be more.
Honestly, not much people read my blog. Every day, its around 10-20 people come to my blog. I really appreciate that.

So, i contemplate with myself, why i still want to write?

I'm not intent to offend my readers, but, i'm not writing for them. 10-20 people dissapointment which maybe 10% of them just unintentionally directed here by ads, would not be a burden for me. For money? Hell yeah. I never got even only a single rupiah. Never. In fact, im not only writing in this platform, i constantly write on my Instagram Post, and also on my twitter.

So, why?

I remember, my childhood always been filled by reading, reading, and reading. I read Enid Blyton's the Famous 5s. That is probably my first text only book. I really love the way George was described in that book. Together with my sister we collected all the series. We still have them all right now. I also read many comics. Im pretty sure 95% of them are by japanese author. Detective Conan, Miiko, Eyeshield 21, Doraemon, Dorabase, and many more. I also read BOBO Magazine back then. Oh, so nostsalgic. I started reading news paper at 4th elementary grade. Well pretty much, Agatha Christie and Sherlock Holmes are honorable mention too. It didnt take a long time for me, to start asking, Can i do better than this great writter?

And, i dont know where i got this fact, but i know that Einstein, Or Newton, every genius minded person that ever born, are good in writing.  Am i born to be like them?

 I am a person who really like to talk by myself. I do it really often. I dont know why i keep doing, but it just feels fun. Why not  put my speak-to-myself things on Internet?

When i made this blog, i was reading mystery book a lot. In fact, if im in the book store now, the first book i'll looking for, probably mystery-thriller books. But, somehow these book just too hard to write. My first post was a mainstream one. I remember back then me and my class mate had homework to write on a paper about "Who am I". So instead just writing it on a paper, i make a blog, and post my homework here.

And, i found it to be really fun.

 And yeah, that's why i start writing. Passion. Nothing more. I know im not a left-brain person. I am really right-brain. But, im not good at painting, music, or sports. So where ?

Probably, Writing.

Senin, 22 Januari 2018

Pilih Jokowi di Pilpres 2019?

Pemilihan Presiden atau Pilpres tahun 2019 memang masih satu setengah tahun lagi. Namun, tidak ada salahnya menimbang nimbang dari sekarang untuk menilai, siapakah yang pantas untuk kita pilih menjadi Presiden di tahun 2019.

Sampai sekarang, nama yang kelihatannya sangat pasti untuk maju di Pilpres 2019 adalah Jokowi. Jokowi sendiri sudah 3 tahun menjabat sebagai presiden Indonesia. Kerja,kerja, kerja menjadi slogan Jokowi. Lalu sebenarnya apakah Jokowi itu presiden yang baik?

Well, baik itu relatif dan opini. Menurut rakyat? Menurut politisi?

Paling tidak, mari beberkan faktanya.

1. Infrastruktur

Jika dilihat kembali, pada debat debat dan kampanye waktu pilpres 2014 pak Jokowi, Infrastruktur cukup jarang dibahas. Dan surprise, pembangunan Infrastruktur era pak Jokowi benar benar menjadi pusat konsentrasi. Anda bisa baca dan googling saja berapa km tol yang sudah dibangun, berapa pelabuhan yang dibangun dan sudah berapa MW pembangkit listrik yang dibangun (saya tidak akan detail karena banyak sekali yang dibangun). Bisa dilihat, pak Jokowi ini mengambil langkah improvement. Jokowi ingin meningkatkan infrastruktur untuk mengakomodir pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2017 berada pada 5.09 % yang mana masih dibawah ekspektasi. Namun dampak positif pembangunan Infrastruktur tentu tidak instan. Kebijakan pembangunan infrastruktur memang kurang populer untuk masyarakat menengah ke bawah. Namun, pak Jokowi tetap mengambil langkah ini. Saya pikir dari 7 presiden yang pernah menjabat, hanya pak Jokowi yang mengambil langkah pembangunan infrastruktur begitu cepat. Dengan percepatan pembangunan Infrastruktur, diharapkan biaya logistik dapat diturunkan.

Saya pikir ini langkah yang patut diapresiasi. Karena ketertinggalan kita dengan negara lain memang sudah jauh sekali teritnggal secara Infrastruktur. Kapan lagi kita akan mengejar? 

Menurut saya, banyak sekali yang menganggap Jokowi pencitraan. Padahal nyatanya, Jokowi kalau mementingkan citranya, BBM subsidi nggak akan dicabut. Seandainya Jokowi pencitraan, anggaran infrastruktur tidak akan sebesar sekarang. Tahun RAPBN 2018, anggaran infrastruktur mencapai 410.4 Triliun! Bandingkan jaman SBY yang hanya 154.7 triliun pada tahun 2014. Ini tentu bukan kebijakan yang memanjakan masyarakat. Ini jelas, Jokowi tidak pencitraan sama sekali. Jokowi justru membahayakan suaranya yang terkenal sebagai Presiden Rakyat.

2. Ekonomi

Mungkin ini yang menjadi Rapor yang tidak terlalu baik untuk pak Jokowi. Bayangkan saja, untuk di kisaran 5% saja Indonesia masih ngos-ngosan. INdonesia belum mampu mencapai 6%, sedangkan janji spektakuler Jokowi adalah mencapai 8%. Namun, perlu diingat, hal ini juga diakibatkan daya beli masyarakat yang terganggu. Pada jaman pak SBY(pak SBY kerap kali mencapai pertumbuhan 6% selama masa kepemerintahannya), BLT, subsidi BBM dan bantuan sosial sangat sering dibagikan. Namun, pada era Jokowi, hal itu tidak dilakukan, bahkan subsidi BBM di cabut. Hal ini mengakibatkan daya beli masyarakat menurun. Padahal PDB Indonesia ditopang 50% lebih oleh konsumsi rumah tangga. 

Inilah PR Jokowi, bagaimana bisa kondisi EKonomi yang sehat tapi pertumbuhan Ekonomi biasa biasa saja? Memang, kita masuk G-20 yaitu negara dengan GDP atau PDB 20 besar di dunia, dan menurut Sri Mulyani dikutip saat acara Tv Economic Challenges di metro tv, untuk PDB lebih dari 1 triliun dolar, pertumbuhan ekonomi 5% itu  "Quiet High". Tapi, melihat kondisi Ekonomi global yang membaik dan harga komoditas mulai naik, diharapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa naik signifikan di 2018. Kalau ada poin positif ekonomi Indonesia di tangan Jokowi : Kemudahan berbisnis di Inonesia. Kemudahan berbisnis Indonesia atau Ease of doing business meningkat dari posisi 91 ke 72. Pak Jokowi menargetkan mencapai peringkat 40.

3. Poin-poin penting lainnya

Ada beberapa kasus yang menjatuhkan Jokowi. Seperti baru baru ini, impor beras. Impor beras itu sebenarnya wajar, lalu apa yang tidak wajar? Waktunya. Kemendagri memerintahkan untuk mengimpor beras disaat petani-petani di INdonesia sedang panen. Hal ini menyebabkan harga beras yang turun(Beras yang diimpor sekitar 500000 ton, kategori beras khusus). Saya pikir Mendagri telah melakukan blunder dan menjatuhkan nama Jokowi apalagi menjelang pilpres.

Poin penting lainnya yaitu janji Jokowi yang tidak bagi-bagi kursi ke partai. Bullshit, nyatanya pada awal pembentukan kabinet kerja 14 mentri dari parpol dan hanya 20 kursi untuk kalangan profesional. Mentri pendidikan yang dulu ingin diambil dari PGRI pun sampai sekarang belum terwujud. Masalah penunjukan pejabat kerap kali terjadi di era pemerintahan Jokowi. Dulu ada Budi Gunawan, ada pula Arcandra Tahar. Budi Gunawan sekarang malah menjadi ketua BIN selepas di Polri. Jokowi ini seakan ingin menempatkan semua orangnya berada dalam jajaran pejabat. Menurut portal berita Asumsi, Jokowi adalah a very good politician, and indeed!

Sebenarnya, masih banyak poin yang belum dibahas secara detail seperti Pangan, HAM, penegakan hukum dan sebagainya, namun karena keterbatasan waktu saya dalam menyusun blog ini, maka saya cukupkan dulu sampai disini. Memang belum menyampaikan seluruh fakta, namun ini poin-poin besarnya. Lembaga survei sampai saat ini masih menempatkan Jokowi pada posisi pertama untuk menjadi presiden. Kepuasan masyarakat pun mencapai 60%. Untuk sekarang, Jokowi masih pilihan yang tepat menurut saya. Kita tidak tahu siapa saingan Jokowi nanti di 2019. Kemungkinan terbesar pak Prabowo. 


Jangan benci politik, perhatikanlah politik, sukailah politik, mari berdemokrasi, mari pilih pemimpin yang terbaik!

Sumber-sumber :
http://properti.kompas.com/read/2017/12/08/213705121/anggaran-infrastruktur-2018-naik-jadi-rp-4104-triliun

https://news.detik.com/berita/2729985/kabinet-kerja-jokowi-14-menteri-dari-parpol-20-profesional

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20171101082939-92-252614/naik-ke-peringkat-72-kemudahan-berbisnis-ri-di-bawah-vietnam

http://ekonomi.kompas.com/read/2016/03/22/060000726/Jokowi.SBY.dan.Infrastruktur

https://www.kompasiana.com/akbarmaaaaa/5a3dee89f1334450b5203df4/bagaimana-ekonomi-indonesia-di-era-jokowi

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20170912114612-20-241132/survei-tingkat-kepuasan-jokowi-jk-683-persen