Jumat, 01 Desember 2017

Keluh Kesah Saya Soal Setya Novanto

Belakangan ini kita ribut dengan kasus Setya Novanto. beliau dituduh telah menggelapkan dana ektp sebesar 2.3 Triliun rupiah. Dikit ya. Cuma 1/500nya APBN Indonesia.
.
.
.
Dikit jerawat kuda! Mari kita telaah seberapa tebal kantong setya novanto. 2.3 triliun rupiah jika dikonversi ke uang kertas 100ribuan, maka ada 23 juta lembar 100ribuan. Jika tebal uang 100ribuan adalah sekitar 0.01 cm, maka 2.3 triliun akan memberikan ketebalan sekitar 230000 cm atau sekitar 2300 meter !!! Bayangin 2300 meter isinya uang semua! Itu duit apa lintasan Jogging ituh -_- Keren juga kan jogging diatas uang.

Dan belakangan, kasus ini diwarnai oleh dugaan pura pura sakit dan kecelakaan yang dimanipulasi. ini kan salah ya. kan kita sebagai manusia ngga boleh Suudzon. Bolehnya berburuk sangka ya.

Nggak, tapi emang, menurut saya pak Setnov ini melakukan Diving. apalagi yang kasus ke 2. yang nabrak tiang. itu parah banget coy. Keliatan kalo menurutku. Coba bayangin, airbag kagak ngembang. Ajudan sama Sopir selamet. lha kok pak Setnov terluka parah sampe benjol segede bakpao -_- bakpaonya isi ayam lagi. Gua ceriga airbagnya isi bowling tuh.

Bicara soal Setya Novanto, selalu gak pernah lengkap kalo gak bahas aset beliau. Total kekayaan beliau yang terlapor pada saat april 2015, adalah sekitar 114 miliar. Dan dalam 114 miliar itu, terdapat 17 harta benda tak bergerak seperti tanah dan rumah. 17 bro. gua curiga itu beli rumah sama tanah bukan buat tempat tinggal atau investasi. buat dijadiin dompet bro. lu bayangin duit sepanjang 2300 meter ditaroh mana? di rumah lah. jadi setnov beli rumah tu kaya beli dompet. terus setnov kalo beli dompet... di toko lah. Masa bikin dompet homemade. kan susah boy, paling pol pake kulit ayam tuh dompet. kan enak.

Tapi menurut saya ada benernya sih korupsi ektp ini. buktinya adalah, apalagi kalo bukan pembuatan ektp. Ini salah satu bukti paling dekat dengan kita. Lu bayangin, aku dulu ngurus bikin ektp yang ukurannya cuma 8 cm x 5 cm aja, butuh setengah tahun boyy!! Setengah tahum -_- tuh panjangnya kan 8 cm tuh, kalo setengah tahun berarti sebulan cuma bikin 1.5 cm kurang ituh. gua aja bikin laporan setebel 2 cm aja cuma 2 minggu. Emang ni kartu bikinnya diapain sih. Engga mungkin kan dibikinnya ditanem dulu, baru dipanen. Masa nanti ada "Musim panen ektp". Jadi nanti kalo ada yang nagih kok ektp belum jadi jadi, petugasnya bilang "Maaf mbak, belum panen". Kan ga gitu.

Ngoomong-ngomong soal Setnov, mari kita coba bermimpi sedikit. Mari kita berada di posisi kita punya 2.3 triliun rupiah. Ya mimpi dulu aja kali mblo, nanti kalo dah gede baru tuh.... mimpi lagi.

Oke, back to topik, mari kita byangin kalo setnov beli follower instagram pake uang 2.3 triliun itu. Katakanlah 100 follower harganya 10ribu. Dengan 2.3 triliun maka bisa membeli sekitar 23 Milyar FOLLOWER!!! Padahal penduduk bumi itu hanya 7 milyar -_-. Sedangkan pengguna Instagram hanya ada 800 juta. Jadi kasian tuh yang jadi penyedia jasa follower nya. Bingung nyari follower dimana. Nanti jadi Astronot bukan untuk jadi penelitian lagi. Tapi nyari alien buat follow Instagramnya setnov. Biasalah, Papa suka gitu.

Makasih, saya Titho.





Sabtu, 02 September 2017

Menjadi Diri Sendiri di Indonesia

Beberapa bulan yang lalu, saya berkesempatan untuk mengunjungi benua yang terletak di utara Asia, yaitu Eropa. I was there for about 2 weeks. And guess what? I was really amazed by European people. Ya, saya tidak memiliki sedikitpun minat kepada tempat-tempat wisata disana, tapi saya tertarik banget dengan kebudayaan mereka!

To be honest,  Indonesia memiliki tujuan pariwisata yang jauuuuuuhhh lebih indah dan lebih menarik. Untuk Eropa, kamu bisa searching tempat wisata di google, klik, lalu pilih foto yang jernih, dan kamu sudah bisa dianggap kesana. Di Indonesia? Damn, you are never feeling enough just seeing them through the lens, taste it!!

Oke, so, apa yang sangat menarik sebenarnya di Eropa? Orang-orangnya! Disana banyak banget orang yang jalan kaki. Aku sangat jarang melihat motor di Eropa, kebanyakan kendaraan adalah mobil, tapi pejalan kaki jauuh lebih banyak!

Di eropa, damn, banyak banget orang makan sendiri, jalan sendiri. Di sana juga banyak sekali vending machine, jadi uang logam benar benar terpakai disini. Bla,bla bla, banyak yang bisa disampaikan tapi aku yakin kalian sudah tahu.


Kita tahu, di Indonesia, khususnya jawa ada budaya basa-basi. ya budaya basa basi ini ya, hanya basa basi saja. Kalo ketemu orang  senyum, di sapa. Kalo lagi makan ya yang lain ditawarin. Kalo gak gitu, nanti di bilang sombong sama yang lain.

Ada lagi, budaya oleh oleh. lagi jalan jalan, kita keinget sama tetangga. Harus di oleh olehin. Kalo ga di oleh-olehin, nanti takut di omongin sama tetangga.

Jadi, saya simpulkan orang-orang Indonesia begitu memikirkan imagenya di mata orang lain. Banyak sekali saya ketemu orang yang belajar bahasa Inggris, tapi gamau diajak speaking bahasa Inggris, karena alasan belum bisa. Aneh ya? Itu karena memang mereka takut dipandang tidak bisa.

Di Indonesia, orang Introvert sangat susah untuk menjadi dirinya sendiri. Mereka terkekang oleh budaya. Mereka dituntut untuk menjadi orang yang talkactive. 

Tak hanya Introvert saja, orang orang Nerd, sangat susah untuk beradaptasi disini. Coba bayangkan ada orang naik skateboard ke kampus di sini. Diketawain. Pasti. Jadi bahan omongan.

Disini, makan sendirian, dibilang jomblo. Nonton film sendiri dibilang jones. Ini sangat mengganggu, gak bisakah kalian diam? Makan sendiri itu menyenangkan. Nonton sendiri itu khidmat.

Disini, penampilan harus benar benar diperhatikan. Kalo kuliah pake kemeja. Kalo main jangan formal formal. Pakaian harus rapih. Keluar harus udah mandi. Kalo nggak? Dijauhin lah, dianggep aneh, bauk, dekil.

Disini, sungguh, orang orang gak akan berhenti komentar, "eh gak boleh pake itu, dosa", "eh jangan pacaran, dosa", "eh jangan makan indomie, nanti tipus", "eh kok kamu gendutan?". Shut up, this is my life. 

Disini, kemana mana sendiri, gak bareng temen kampus, bakal selamanya dijauhin, Di anggep apatis. Kita akan dipaksa untuk gabung ikut kegiatan kegiatan kampus. Kalo nggak, ya dicap apatis.

Menjadi diri sendiri di Indonesia akan benar-benar susah. Mau jadi pemain sepak bola, dianggep mimpi siang bolong. Mau jadi pelukis, dianggep ga ada harapan. Mau jadi koki, dianggep aneh. Ah sudahlah. 

Disini, di Indonesia, opini masyarakat adalah raja. Mereka bisa sangat nyelekit dihati.


Aku pikir orang-orang Indonesia harus mulai openminded, dan tidak perlu memikirkan apa kata orang. Dan kita harus belajar untuk diam. Gak usah terlalu mencampuri urusan orang.


Jumat, 16 Juni 2017

Menjadi Logic

Saya adalah seorang mahasiswa teknik. Sehari-hari tentunya saya berkutat dengan problem matematika, masalah efisiensi, serta stabilitas sistem. Sounds very logic right?

Yah memang kenyataannya memang seperti itu. Lingkungan membangun karakter. Berada dilingkungan yang sangat logic, membuat saya tentunya menjadi logic.Tak hanya saya, teman-teman sayapun seperti itu. Setiap hari kita bicara sesuatu yang sangat scientific, hingga jokes kami pun serasa scientific. And you know what? I love that, but sometimes, i hate that.

Why i love that?

Karena itu passion saya. I love those things that related to math, physics, and science. Terasa sangat keren ketika kita sedang membicarakan sesuatu yang mungkin dianggap sebagian orang tidak penting, well tidak penting karena mereka tidak tahu. Menjadi logic juga sangat menyenangkan karena kami terhindar dari masalah yang pelik. Karena kita hanya bermain logic.

Why i hate that?

Karena secara tidak sadar, orang-orang teknik, berwawasan cukup sempit(i dont say all of them). Coba tanyakan kepada mereka soal konflik politik, mereka akan menjawab ala kadarnya. Coba tanyakan masalah cinta dan perasaan, mereka akan menjawab dengan wajah malu malu. Tidak percaya? Anda pernah bergaul dengan orang-orang Politik, Sejarah, Sastra, dan lainnya? Pernah sadar, betapa liarnya pikiran mereka?

Sebagai contoh, saya punya teman, dan dia officially Islam, tapi, dia tidak sholat, dan tidak mempercayai Islam. Why? Karena katanya belum ada yang bisa meyakinkan dia mana agama yang benar, besides, dia tahu pasti kalau Tuhan itu ada.

They playing with their imagination. Logic are very small amount of brain. But imagination? it goes everywhere.

Ini yang saya tidak punya. Kemampuan untuk berimajinasi tinggi. Orang-orang teknik, berimajinasi dengan rumus. Ini yang menyebabkan mereka berwawasan sempit.


PS: Anyway, there is no research behind this text. Dont judge me just because i missconcept all those things. It just based on my personal perspective.